I'm gonna marry your
daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
Ya, lagu tersebut seolah menjadi backsound ketika gue berbincang dengan (calon) mertua mengenai rencana untuk menikah dengan anaknya. Seperti dijelaskan di artikel sebelumnya, beliau adalah seorang militer angkatan laut. Kebayang dong gimana tegangnya. Haha. Mohon izin, komandan! :D
Sabtu, 15 Agustus 2015, sehari setelah
wedding proposal dengan anaknya, gue langsung menemui ayahnya *gerak cepat*.
Obrolan dengan beliau berlangsung dengan serius tapi santai, tidak menegangkan
seperti yang gue bayangkan sebelumnya, hehe. Obrolan tersebut antara lain tentang
bagaimana keseriusan gue dalam menikah, menentukan tanggal pernikahan, dan
tidak lupa beliau memberikan sedikit wejangan.
Setelah kurang lebih 30 menit,
obrolan dengan beliau akhirnya selesai. Pada intinya beliau setuju dengan
rencana saya menikah dengan anaknya. Sebelum menikah, akan ada acara
lamaran sekaligus pertemuan antar keluarga. Tanggal lamaran tentunya sudah
dibicarakan dengan beliau. Karena anak dan orang tuanya sudah setuju, persiapan
untuk pernikahan kami pun dimulai *lega*.
Insya Allah semua niat baik akan diridhoi
oleh Allah SWT, amin.