Saya terima nikah dan kawinnya ..... binti ...... dengan mas kawin yang tersebut tunai!
Kalimat tersebut singkat dan tentunya mudah dihafalkan. Maka dari itu, banyak yg memilih untuk tidak membawa contekan teks ijab kabulketika prosesi akad nikah. Gue pun sempat berpikir untuk tidak membawa contekan, terlebih gue sering melihat prosesi ijab kabul di sinetron yang dilafalkan tanpa membaca teks. Namun akhirnya niat tersebut gue batalkan, mungkin karena gw terbiasa membuat contekan ketika sekolah dulu, *loh* haha just kidding.
Ada beberapa pertimbangan ketika gue memutuskan untuk membaca teks, Pertama, gue takut tiba-tiba blank. Kedua, gue beberapa kali denger cerita tentang ijab kabul teman/saudara yang harus diulang karena terdapat kesalahan dalam pengucapan. Memang sih kalo ijab kabul tanpa baca teks terasa lebih keren, tapi gue ga mau ambil resiko di momen yang sakral tersebut. Kalo nama bapaknya yg salah masih dimaklumi, tapi kalo nama calon istri yg salah gimana? bisa bubar acara. hehe
FYI, dari mulai H-7 hingga H-1, setiap harinya gue komat-kamit latihan baca ijab kabul bahkan direkam dan hasil rekamannya dikirimkan melalui voice note ke calon istri. Niat banget yes! haha. Pas latihan sih semuanya lancar, gue pun yakin bisa lancar dalam melafalkannya *kepedean*. Namun semua rasa percaya diri gue seperti hilang ketika hari H.
True story, muka gue kelihatan bgt tegangnya! haha. Pressure nya terasa bgt, ditambah banyak saudara dan teman yg menonton langsung. Ketegangan semakin bertambah ketika sudah satu meja dengan calon istri, calon mertua, saksi, dan juga penghulu. Entah berapa kali gue komat-kamit dalam hati buat baca teks ijab kabul yg sudah tersedia diatas meja. Ketegangan mencapai klimaksnya ketika calon mertua mulai membacakan kalimat "Saya nikahkan engkau dengan anak kandung saya bla bla bla...", sekujur tubuh pun terasa dingin dan jantung berdetak kencang. hahaha *asli lebay bgt gue*
Alhamdulillah, ijab kabulnya berlangsung dengan lancar tanpa harus diulang *lega*. Entah karena tegang atau karena saking semangatnya, gue jadi lantang bgt pas melafalkan kalimatnya, plus cepet bgt bacanya. hehe. Ketika penghulu dan saksi bilang "SAH", ekspresi muka gue pun langsung berubah. haha
Demikianlah sedikit cerita gue pas momen ijab kabul yg amat sangat menegangkan. Kalo penasaran gimana tegangnya gue, bisa dilihat disini:
Bicara tentang ajang pencarian bakat di Indosiar, gue langsung teringat dengan Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang amat sangat hits di jamannya. Ketika itu, gue yang masih SMP (iya SMP, please jangan tanya umur gue berapa), hampir tidak pernah ketinggalan nonton AFI bahkan ikut mengirim SMS dukungan ke peserta jagoan. Haha. Gue juga inget, dulu pak SBY pernah nyanyi di AFI dalam rangka kampanye pilpres 2004. Kalau sekarang AFI masih ada, mungkin Pak Ahok bakal nyanyi juga buat kampanye pilgub 2017 :D.
Lebih dari 10 tahun sejak AFI 1, Indosiar kembali membuat ajang pencarian bakat dengan embel-embel “akademi”, seperti Akademi Sahur Indonesia, Dangdut Academy, dan tentunya Stand Up Comedy Academy (SUCA). Ketika SUCA 1 pertama kali tayang, Indosiar sangat jeli dengan pangsa pasar, dimana acara yang mengandung unsur komedi relatif dapat diterima masyarakat. Terbukti SUCA 1 terbilang sukses meraih rating tinggi dan semakin meningkatkan kepopuleran Stand Up Comedy, yang memang sebelumnya sudah populer di Indonesia.
Berbekal kesuksesan SUCA 1, Indosiar akhirnya membuat SUCA 2 di tahun 2016. Hasilnya tentu saja tidak mengecewakan, dapat dilihat dari iklan yang antri saat commercial break dan juga iklan yang disisipkan ditengah acara. Gue salut dengan Indosiar yang menekankan bahwa SUCA 2 bukanlah sekedar kompetisi tetapi juga akademi. Untuk membimbing para komika, terdapat beberapa mentor yang merupakan komika yang berpengalaman di dunia stand up comedy, yaitu Arief didu, Daned, Gilbas, Isman, dan Mosidik. Tidak ketinggalan komika seperti Raditya Dika, Ernest Prakasa, dan Pandji yang menjadi juri ditambah juri non komika seperti Luna Maya dan Melaney Ricardo. Dipadukan dengan Host seperti Andhika Pratama, Gading Marten, dan UUS, tentunya SUCA 2 bukanlah sebuah akademi biasa.
Jika SUCA 1 pesertanya 24 komika, maka SUCA 2 pesertanya 42 komika. Pas gue tau pesertanya 42 orang, gue langsung kasihan sama komika yang gantung mik di minggu pertama, takutnya enggak ada yang ngenalin. Hehe. Sistem awal di SUCA 2, 42 komika tersebut dibagi ke tujuh group,masing masing terdiri dari enam komika. FYI, 42 komika ini tersebar dari berbagai komunitas, bahkan ada yang sudah malang melintang di kompetisi, termasuk kompetisi di TV lain. Nah, gue sekalian mau rekap tentang perjalanan SUCA 2 dari mulai babak awal hingga Grand Final. Semoga bermanfaat ya guys.
Babak 42 Besar
Pembagian Group:
Group 1
Komika: Arafah (Mentor: Mosidik), Boy Laode (mentor: Gilbas), Dedi Gigis (Mentor: Isman),Gian Luigi (Mentor: Daned), Pak Baho (Mentor: Daned), Raim Laode (Mentor: Arief Didu)
Gantung mik: Dedi Gigis, anak didik dari Isman
Group 2
Komika: Amall Buton (Mentor: Mosidik), Ari Rante (Mentor: Isman), Ilham (Mentor: Arief Didu), Sakti Wawan (Mentor: Gilbas), Sigit (Mentor: Daned), Tomy Babab (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Amall Buton, anak didik dari Mosisdik
Group 7
Komika: Arif Brata (Mentor: Gilbas), Aidil (Mentor: Arief Didu), Coki Pardede (Mentor: Isman), Kokom (Mentor: Daned), Syamsuri (Mentor: Daned), Takdir (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Aidil, anak didik dari Arief Didu
Review:
Babak 42 besar ini menjadi ajang perkenalan para komika. Beberapa komika langsung dapat menarik perhatian penonton dengan ciri khasnya. Komika yang paling menarik perhatian gue di 42 besar yaitu Arafah dengan gaya absurdnya.Selain Arafah, gue juga tertarik dengan penampilan Afif Xavi dengan celutukan khas betawinya. Afif selalu ditemani ibunya, yang ternyata bisa stand up juga. Ada juga Egik yang totalitas banget dalam membawa properti pendukung, Anyun dengan kecadelannya, Syamsuri dengan gaya lenongnya, Ichal dengan keresahan sebagai orang “mini”, Levi dengan style one Liner dan brewok ala Teuku Wisnu, Fachry yang merupakan anggota polisi, Laode bersaudara yang berasal dari Wakatobi, Adhit yang tidak minder dengan keterbatasannya, Coki Anwar dengan style sok cool, dan juga beberapa komika lainnya.
Oh iya, sebagai anak Bekasi, gue juga penasaran dengan salah satu komika asal Bekasi. Kayaknya gue pernah liat dia di beberapa acara stand up, tapi kok gak terkenal. Haha. Ya, dia adalah Wawan. Istilahnya, Wawan ini “gak ngangkat” walaupun udah lama stand up :D.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 42 besar (Sumber: Vidio.com):
Group 1
Komika: Arafah (Mentor: Mosidik), Boy Laode (mentor: Gilbas), Gian Luigi (Mentor: Daned), Pak Baho (Mentor: Daned), Raim Laode (Mentor: Arief Didu)
Gantung mik: Pak Baho, anak didik dari Daned
Group 2
Komika: Ari Rante (Mentor: Isman), Ilham (Mentor: Arief Didu), Sakti Wawan (Mentor: Gilbas), Sigit (Mentor: Daned), Tomy Babab (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Ilham, anak didik dari Arief Didu
Group 3
Afif Xavi (Mentor: Arief Didu), Fachry (Mentor: Gilbas), Octa (Mentor: Mosidik), Rizky Biebier (Mentor: Gilbas), Wawan (Mentor: Daned)
Gantung mik: Octa, anak didik dari Mosidik
Group 4
Komika: Adit Nganga (Mentor: Isman), Anto Bangor (Mentor: Arief Didu), Egik (Mentor: Mosidik), Ichal (Mentor: Daned), Wanda (Mentor: Isman)
Gantung mik: Anto Bangor, anak didik dari Arief Didu
Group 5
Komika: Aci Resti (Mentor: Arief Didu), Adhit (Mentor: Gilbas), Coki Anwar (Mentor: Daned), Levi (Mentor: Isman), Risky Teguh (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Rizky Teguh, anak didik dari Mosidik
Group 6
Komika: Adnan (Mentor: Isman), Anyun (Mentor: Gilbas), Arif Alfiansyah (Mentor: Mosidik), Ridho Brado (Mentor: Arief Didu), Sugeng (Mentor: Arief Didu)
Gantung mik: Sugeng, anak didik dari Arief Didu
Group 7
Komika: Arif Brata (Mentor: Gilbas), Coki Pardede (Mentor: Isman), Kokom (Mentor: Daned), Syamsuri (Mentor: Daned), Takdir (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Kokom, anak didik dari Daned
Review:
Pada babak ini, gue kembali penasaran dengan penampilan Arafah. Dan terbukti, penampilannya kali ini kembali pecah. Bahkan ada satu bit legendaris dari Arafah: “Abis nyuci, gue jemurin jatoh, gue jemurin jatoh, eh talinya belum dipasang”. Ngeselin banget ya bitnya. Haha. Secara keseluruhan, penampilan komika mayoritas berhasil membuat pecah. Beberapa komika juga mengalami peningkatan dibandingkan minggu lalu, seperti yang ditunjukan Tomy Babab dan Arif Alfiansyah. Ada satu momen menarik ketika Pak Baho tampil di group 1. Pak Baho terlihat tidak rileks dan berhenti ketika waktu belum selesai. Akhirnya dewan juri memutuskan Pak Baho didiskualifikasikan karena permintaan beliau sendiri.
Group 1
Komika: (Mentor: Arief Didu), Rizky Biebier (Mentor: Gilbas), Tomy Babab (Mentor: Mosidik), Wanda (Mentor: Isman)
Gantung mik: Rizky Biebier, anak didik dari Gilbas
Group 2
Komika: Adit Nganga (Mentor: Isman), Arafah (Mentor: Mosidik), Gian Luigi (Mentor: Daned), Sakti Wawan (Mentor: Gilbas)
Gantung mik: Gian Luigi, anak didik dari Daned
Group 3
Komika: Aci Resti (Mentor: Arief Didu), Anyun (Mentor: Gilbas), Coki Pardede (Mentor: Isman), Sigit (Mentor: Daned)
Gantung mik: Sigit, anak didik dari Daned
Group 4
Komika: Adnan (Mentor: Isman), Afif Xavi (Mentor: Arief Didu), Arif Brata (Mentor: Gilbas), Ichal (Mentor: Daned)
Gantung mik: Arif Brata, anak didik dari Gilbas
Group 5
Komika: Ari Rante (Mentor: Isman), Boy Laode (mentor: Gilbas), Egik (Mentor: Mosidik), Wawan (Mentor: Daned)
Gantung mik: Boy Laoede, anak didik dari Gilbas
Group 6
Komika: Adhit (Mentor: Gilbas), Arif Alfiansyah (Mentor: Mosidik), Coki Anwar (Mentor: Daned), Takdir (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Adhit, anak didik dari Gilbas
Group 7
Komika: Fachry (Mentor: Gilbas), Levi (Mentor: Isman), Ridho Brado (Mentor: Arief Didu), Syamsuri (Mentor: Daned)
Review:
Pada babak ini, susunan kelompok 28 komika kembali diubah. Karena pesertanya semakin sedikit, tentu saja persaingan semakin ketat. Beberapa komika penampilannya membaik, walaupun terdapat juga komika yang mengalami penurunan ataupun tampil dibawah perform terbaiknya. Laode bersaudara akhirnya harus berpisah di 28 besar ini. Penampilan Boy yang kurang optimal dan sempat blank membuat Boy harus gantung mik. Kejutan terjadi ketika Syamsuri yang di minggu pertama penampilanya sangat pecah dan berpontesi menjadi juara harus gantung mik. Tereliminasinya Syamsuri juga disebabkan pengurangan poin oleh dewan juri karena pada minggu sebelumnya Syamsuri terbukti menggunakan bit komika lain.
Pada 21 besar ini, Aci berhasil menunjukan perkembangan yang pesat. Tergabung di group “neraka” bersama dengan Anyun dan Coki Pardede, Aci banyak diprediksi akan gantung mik. Tetapi diluar dugaan, penampilan Aci yang membawakan materi tentang keresahannya terhadap Arafah sukses membuat suasana pecah dan membuat Anyun harus gantung Mik. Bahkan, Arief Didu sebagai mentor terlihat menangis terharu setelah melihat penampilan Aci. Duh mas Arief Didu, gak cocok ah muka sangar tapi nangis, hehe. Peningkatan penampilan juga diperlihatkan oleh Fachry. Tampil di group terakhir dan menjadi satu satunya anak didik Gilbas yang tersisa, Fachry berhasil mengundang tawa penonton.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 21 besar (Sumber: Vidio.com):
Group 1
Komika: Adit Nganga (Mentor: Isman), (Mentor: Arief Didu), Tomy Babab (Mentor: Mosidik), Wawan (Mentor: Daned)
Gantung mik: Adit Nganga, anak didik dari Isman
Group 2
Komika: Arif Alfiansyah (Mentor: Mosidik), Arafah (Mentor: Mosidik), Coki Pardede (Mentor: Isman), Levi (Mentor: Isman)
Gantung mik: Levi, anak didik dari Isman
Group 3
Komika: Aci Resti (Mentor: Arief Didu), Anyun (Mentor: Gilbas) *Wild Card*, Coki Anwar (Mentor: Daned), Egik (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Egik, anak didik dari mosidik
Group 4
Komika: Ichal (Mentor: Daned), Fachry (Mentor: Gilbas), Syamsuri (Mentor: Daned)*Hak Veto Juri Menggantikan Afif Xavi*, Wanda (Mentor: Isman) *Wild Card*
Gantung mik: Wanda, anak didik dari isman.
Review:
Pada babak 16 besar, terdapat dua komika yang mendapat Wild Card, yaitu Anyun dan Wanda. Namun nasib mereka berbeda, jika Anyun materinya berhasil membuat suasana pecah, tidak demikian dengan Wanda yang harus kembali gantung mik. Bahkan Juri mengatakan bahwal ini adalah penampilan terburuk dari Wanda. Afif Xavi tidak dapat mengikuti babak 16 besar karena menderita sakit cacar (menurut gue, harusnya Mama Afif dipanggil untuk mewakili Afif, gue yakin kalo Mama Afif tampil pasti penonton tertawa, ya walaupun materinya Mama Afif gak lucu-lucu banget. Hehe )*intermezzo*.Akhirnya, juri menggunakan hak veto untuk memanggil kembali Syamsuri menggantikan Afif. Kejutan juga terjadi ketika dua komika yang di babak awal tampil pecah, Levi dan Egik, harus gantung mik. Mereka berdua progress penampilannya dinilai masih kurang sehingga kalah bersaing dengan komika lain. Persaingan menuju juara pun semakin ketat di babak ini.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 16 besar (Sumber: Vidio.com): Group 1Group 2Group 3Group 4
Babak 13 Besar
Pembagian Group:
Group 1
Komika: Arif Alfiansyah (Mentor: Mosidik), Coki Pardede (Mentor: Isman), (Mentor: Arief Didu), Wawan (Mentor: Daned)
Gantung mik: Arif Alfiansyah, anak didik dari Mosidik
Group 2
Arafah (Mentor: Mosidik), Coki Anwar (Mentor: Daned), Fachry (Mentor: Gilbas), Tomy Babab (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Fachry, anak didik dari Gilbas
Group 3
Aci Resti (Mentor: Arief Didu), Afif Xavi (Mentor: Arief Didu), Anyun (Mentor: Gilbas), Ichal (Mentor: Daned), Syamsuri (Mentor: Daned)
Gantung mik: Afif Xavi, anak didik dari Arief Didu dan Ichal, anak didik dari Daned
Review:
Pada Babak ini, group 1 yang dihuni Arif Alfiansyah, Coki Pardede, Raim Laode, dan Wawan seakan menjadi group “neraka”. Bahkan sempat terjadi perdebatan sengit antara Raditya Dika dan Mosidik tentang penampilan Arif Alfiansyah. Penampilan Arif Alfianysah sebenarnya cukup pecah, namun Raditya Dika menganggap penampilan Arif tidak ada punchline nya. Akhirnya Arif Alfiansyah lah yang harus gantung mik. Padak akhir acara terlihat Mosidik sangat kecewa setelah anak didiknya harus pulang. Beberapa komika juga terlihat menurun, seperti yang diperlihatkan Arafah dan Fachry. Penampilan Fachry terlihat berbeda dibandingkan dua penampilan sebelumnya yang sangat pecah. Sepertinya faktor jam terbang danwaktu persiapan yang mepet menjadi faktor yang mempengaruhi. Akhirnya Fachry harus rela untung gantung mik. Afif Xavi yang absen di babak sebelumnya mendapatkan dispensasi untuk melanjutkan kompetisi. Karena sakit cacarnya belum sembuh, Afif diperbolehkan tampil dengan menggunakan video. Tapi sayangnya Afif harus gantung mik di babak ini. Selain Afif, Ical pun harus gantung mik di group 3 karena penampilannya yang blank dan berhenti sebelum waktu habis.
Momen menarik di babak ini adalah penampilan Aci yang amazing. Sempat mengalami penurunan di minggu sebelumnya, penampilan Aci kali ini seperti membuktikan kalau Aci merupakan salah satu kandidat juara di SUCA 2. Materinya tentang keresahan masa kecilnya ketika diajak ikut ke kondangan sangatlah pecah dan bisa dibilang merupakan salah satu penampilan terbaik di SUCA 2. Para juri dan mentor tidak ragu untuk memberikan standing applause.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 13 besar (Sumber: Vidio.com):
Group 1
Komika: Coki Pardede (Mentor: Isman), (Mentor: Arief Didu), Wawan (Mentor: Daned)
Gantung mik: Coki Pardede, anak didik dari Isman
Group 2
Komika: Arafah (Mentor: Mosidik), Coki Anwar (Mentor: Daned), Tomy Babab (Mentor: Mosidik)
Gantung mik: Coki Anwar, anak didik dari Daned
Group 3
Aci Resti (Mentor: Arief Didu), Anyun (Mentor: Gilbas), Syamsuri (Mentor: Daned)
Gantung mik: Syamsuri, anak didik dari Daned
Review:
Persaingan semakin ketat di babak 9 besar ini. Di group 1, penampilan Raim Laode banyak mendapatkan pujian oleh para juri. Sementara itu, Wawan dan Coki Pardede walaupun cukup pecah tapi dinilai masih kalah dibandingkan Raim sehingga berada di zona tidak aman. Para juri pun kesulitan untuk menentukan siapa yang harus hantung mik. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya juri memutuskan coki pardede yang harus gantung mik. Di group 2, Tomy Babab berhasil menjadi yang terbaik dengan materinya mengenai profesinya sebagai sopir taxi online. Sementara itu, Arafah dan Coki anwar mengalami penurunan dalam penampilannya, bahkan Coki Anwar dinilai tampil jauh dari penampilan terbaiknya, sehingga Coki Anwar harus gantung mik. Di group 3, Anyun kembali membuktikan kalau dirinya layak mendapat wildcard. Penampilan Anyun yang membawakan materi tentang kampungnya berhasil membuat juri memberikan standing applause. Sementara itu, Aci seperti mengalami inkonsistensi penampilan. JIka sebelumnya Aci sangat pecah, kali ini penampilannya jauh Menurun. Begitu juga dengan Syamsuri yang jauh dari penampilan terbaiknya di awal kompetisi. Pada group 3 ini, yang harus gantung mik adalah Syamsuri.
Sebagai informasi, Isman yang pada SUCA 1 berhasil mengantarkan Cemen sebagai juara 1, kali ini harus menerima kenyataan bahwa dirinya menjadi mentor pertama yang kehilangan semua anak didiknya.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 9 besar (Sumber: Vidio.com): Group 1Group 2Group 3
Babak 6 Besar
Review:
Komika yang berhasil bertahan di babak 6 besar ini adalah:
Aci Resti (Mentor: Arief Didu)
Anyun (Mentor: Gilbas)
Arafah (Mentor: Mosidik)
Raim Laode (Mentor: Arief Didu)
Tomy Babab (Mentor: Mosidik)
Wawan (Mentor: Daned)
Pada babak 6 besar ini, semua komika digabungkan dalam 1 kelompok dan setiap harinya aka nada yang gantung mik hingga tersisa 3 besar komika. Untuk pertama kalinya juga Aci akan berhadapan langsung dengan Arafah, yang tentunya membuat babak 6 besar ini semakin menarik. Jika dibandingakan, penampilan Aci lebih baik dari Arafah. Aci yang minggu sebelumnya sempat turun, kali ini berhasil bangkit sehingga suasana pecah pun tercipta. Sementara itu, Arafah dianggap tidak ada progress dan improvement dibandingkan penampilan sebelumnya. Tomy babab di babak ini berhasil memperlihatkan konsistensinya dan menjadi salah satu yang terbaik di babak ini. Penampilan wawan dan Raim Laode juga cukup baik, walaupun menurut dewan juri bukan penampilan terbaik mereka. Komika yang mengalami penurunan penampilan paling drastis adalah Anyun. Ekspektasi yang tinggi seakan muncul melihat penampilan Anyun di babak sebelumnya. Namun yang terjadi malah sebaliknya, penampilan Anyun jauh dibawah komika lainnya. Hal inilah yang membuat Anyun harus gantung mik di babak 6 besar. Gilbas pun harus kehilangan seluruh anak didiknya di babak ini.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 6 besar (Sumber: Vidio.com): Video 6 Besar
Babak 5 Besar
Review:
Setelah Anyun gantung mik, kini tersisa 5 komika yang siap mengeluarkan penampilan terbaik untuk melaju ke babak selanjutnya. Wawan menjadi bintang di babak ini. Dengan materi tentang keresahan dirinya yang tidak terkenal, Wawan sanggup membuat suasana menjadi pecah. Penampilan Aci juga tidak kalah dengan Wawan dan sanggup membuat juri memberikan standing applause. Arafah dengan gaya absurdnya juga cukup aman di babak ini, walaupun sebetulnya Arafah bisa lebih baik lagi. Raim laode dan Tomy babab menjadi komika yang penampilannya menurun. Penampilan mereka jauh dari penampilan terbaiknya sehingga menyebabkan keduanya masuk zona tidak aman. Akhirnya, Tomy babab menjadi komika yang harus gantung mik di babak 5 besar. Menurut gue, cukup disayangkan Tomy Babab harus gantung mik, dengan kualitas yang dimilikinya seharusnya Tomy Babab dapat masuk 3 besar. But life must go on, thanks Tomy Babab telah menghadirkan warna yang berbeda di kompetisi ini.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak 5 besar (Sumber: Vidio.com):
Setelah persaingan ketat di babak sebelumnya, tibalah sudah di babak 4 besar, yang berarti satu langkah lagi menuju Grand Final. Dengan jeda waktu yang singkat, tentu saja menjadi tantangan yang cukup berat bagi komika. Aci dan Wawan kembali membuktikan diri bahwa mereka layak untuk masuk di grand final. Jika flashback ke babak awal SUCA 2, mereka berdua sesungguhnya bukan merupakan komika unggulan. Namun mereka berhasil memperlihatkan progress yang baik sehingga menurut gue mereka layak masuk Grand Final. Aci yang dijanjikan motor oleh Raditya Dika jika masuk Grand Final tampil begitu bersemangat dengan menyisipkan materi tentang janji-janji Raditya Dika tersebut. Begitu juga dengan Wawan. Masih dengan keresahan tentang dirinya yang tidak terkenal, wawan sukses membuat suasana pecah dan berhasil mempopulerkan istilah “Gak Ngangkat” yang selalu diucapkan di setiap penampilannya sejak 6 besar.
Jika Wawan dan Aci tampil sangat pecah, penampilan berbeda ditunjukkan Arafah dan Raim, padahal Arafah dan Raim merupakan komika yang banyak diunggulkan untuk menjadi juara. Arafah dengan gaya absurdnya sebenarnya cukup berhasil mengundang tawa penonton, tetapi sepertinya banyak penonton yang bosan dengan gaya stand up Arafah dan materinya relatif dapat ditebak sehingga suasana penonton tidak terlalu pecah. Penampilan Raim Laode juga mengalami penurunan. Dewan Juri berpendapat bahwa Raim salah memilih materi tentang dirinya yang sering dianggap adik Arie Kriting, salah satu komika senior yang juga berasal dari Wakatobi. Ketika membawakan materi tentang Arie Kriting, suasana penononton tidak terlalu pecah. Padahal ketika membawakan materi tentang ibunya, suasana penonton jauh lebih pecah. Seperti prediksi gue, Acid an Wawan berhasil lolos ke grand final, sedangkan Arafah dan Raim berada di posisi tidak aman. Akhirnya, Raim Laoede harus gantung mik dan gagal masuk Grand Final.
Setelah hampir dua bulan berkompetisi dan mengalahkan 39 komika lainnya, akhirnya Aci, Arafah, dan Wawan tiba di babak Grand Final. Pada babak Grand Final ini, waktu yang diberikan untuk perform menjadi lebih lama dari sebelumnya, ditambah ketika tampil harus terdapat 3 teknik stand up, yaitu rule of three, tag, dan call back. Menurut gue, ketiga komika memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara, walaupun gue pribadi sebagai anak bekasi sih dukung Wawan. hehe
Babak grand final dibuka oleh Arafah. Entah seberapa banyak pendukung Arafah yang hadir, ketika Arafah baru muncul saja suasana di studio sudah sangat bergemuruh. Arafah pun menjawab dukungan tersebut dengan penampilan yang bersemangat. Arafah tidak terlihat grogi walaupun pressure di Grand Final ini tentunya lebih besar dibandingkan babak sebelumnya. Materi Arafah tentang kecemberuannya terhadap Aci yang banyak mendapat hadiah serta materi absurd yang lebih fresh berhasil membuat suasana menjadi pecah.
Setelah Arafah selesai, giliran Aci yang tampil di panggung. Gue agak khawatir terhadap inkonsistensi Aci. Terkadang Aci tampil sangat pecah, namun di penampilan selanjutnya Aci mengalami penurunan. Penampilannya yang masih naik turun inilah yang gue takutkan akan terjadi di Grand Final. Namun kekhawatiran gue tidak terjadi, penampilan Aci sangatlah luar biasa dan bisa dibilang merupakan penampilan terbaik dari Aci. Materi Aci tentang dirinya yang mendapat banyak hadiah serta dibelikan motor oleh Raditya DIka sukses mengundang tawa penonton dan mendapatkan standing applause dari para juri.
Komika yang menjadi penutup di Grand Final adalah Wawan. Setelah sebelumnya Aci tampil sangat pecah, tentunya dibutuhkan mental yang kuat agar Wawan tidak down duluan sebelum tampil. Namun sekali lagi Wawan membuktikan kalo dia adalah komika dengan mental yang baik. Walaupun diawal sempat kurang panas, secara keseluruhan Wawan berhasil membuat suasana pecah. Materi Wawan tentang dirinya yang “Gak Ngangkat” ditambah dengan materi absurd seperti “kipas angin yang minder dengan AC” berhasil membanggakan para pendukungnya. Sepertinya dukungan dari komunitas stand up bekasi yang datang dengan memakai seragam “Pride of Bekasi” membuat Wawan lebih bersemangat.
Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Semua komika dan para mentornya terlihat tegang menunggu pengumuman akhir. Dan setelah menunggu lama, juri memutuskan bahwa juara 1 SUCA 2 adalah Aci! Terlihat Arief didu sebagai mentor dari Aci menangis terharu melihat Aci yang sebelumnya tidak diunggulkan namun berhasil menjadi juara. Selamat juga kepada Arafah yang menjadi juara 2 dan Wawan yang menjadi juara 3. Walaupun Wawan yang gue jagoin gak juara 1, setidaknya dia udah mulai ngangkat dan lebih terkenal dari sebelumnya haha :D.
Berikut ini merupakan video penampilan para komika di babak Grand Final (Sumber: Vidio.com):
Dengan ditetapkannya Aci sebagai juara 1, maka berakhir sudah persaingan para komika di SUCA 2. Aci pun menciptakan rekor sebagai komika wanita pertama yang berhasil menjadi juara kompetisi Stand Up di televisi. Tentu banyak yang membandingkan Aci dengan para juara di kompetisi lain, bahkan tidak sedikit yang meragukan jika Aci dapat juara jika di kompetisi berbeda. Seperti diketahui, format kompetisi di SUCA 2 sedikit berbeda dengan kompetisi lain. Indosiar pun seperti membuat para penonton lebih dekat dengan para komika, terbukti para penonton yang mengikuti SUCA 2 pasti tau tentang keluarga Aci dan apa faktor yang membuat para dewan juri memberikan hadiah kepada Aci, seperti kulkas, kasur, dan bahkan motor. Jika SUCA 2 ditentukan melalui polling SMS, mungkin kita bisa beranggapan bahwa Aci menang karena faktor “non teknis”, namun faktanya kemenangan Aci ditentukan oleh penilaian juri. Walaupun juri banyak memberi Aci hadiah, gue yakin mereka fair dalam memberikan penilaian. Gue tadinya menuliskan hasil analisis gue tentang faktor yang membuat Aci berhasil jadi juara, tapi takutnya jadi kepanjangan. Hehe.
Seperti yang gue jelaskan di awal artikel, SUCA 2 bukan hanya kompetisi, tetapi juga akademi. Para komika, khususnya yang bertahan hingaa akhir, mengalami proses pembelajaran yang panjang dan tidak instan. Kita bisa melihat bahwa pemenang di SUCA 2 bukanlah komika yang di minggu awal tampil sangat pecah, tapi komika yang mengalami progress setiap minggunya, yang merupakan hasil dari pembelajaran. Ketiga komika yang tampil di Grand Final pun sempat mengalami naik turun dalam penampilannya, namun mereka berhasil menutup kompetisi dengan penampilan yang baik. Salah satu hal yang menarik adalah hubungan yang terjalin diantara para komika. Walaupun mereka bersaing dalam satu kompetisi, tetapi mereka tetap memberikan support satu sama lain dan bahkan saling memberi masukan terhadap penampilan dan materi masing-masing. Jika diibaratkan sebuah akademi , mreka adalah para murid yang saling berbagi ilmu menjelang ujian. Good job guys!
Sebagus apapun sebuah acara, biasanya akan ada pihak yang memberikan kritik untuk acara tersebut, begitu pun SUCA 2. Banyak yang memberikan kritik mengenai “gimmick” yang terkadang terlalu banyak di SUCA 2. FYI, Gimmick adalah sebuah adegan khusus yang dibuat menarik untuk membangun emosi penonton. Namun harus diakui, Indosiar sangat ahli untuk meramu gimmick tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan, sehingga SUCA 2 berhasil mendapatkan rating yang bagus. Well, sekian dulu review dari gue, maaf kalo kepanjangan. Hehe.
Sampai jumpa di SUCA 3 tahun depan, siapa tau gue ikutan. Haha :D
Berikut ini merupakan beberapa momen di SUCA 2 (Sumber: twitter @IndosiarID dan @StandUpAcademy):
I'm gonna marry your
daughter And make her my wife I want her to be the only girl that I love for
the rest of my life And give her the best of me 'till the day that I
die, yeah
Ya, lagu tersebut seolah menjadi backsound ketika gue berbincang
dengan (calon) mertua mengenai rencana untuk menikah dengan anaknya. Seperti
dijelaskan di artikel sebelumnya, beliau adalah seorang militer
angkatan laut. Kebayang dong gimana tegangnya. Haha. Mohon izin, komandan! :D
Sabtu, 15 Agustus 2015, sehari setelah
wedding proposal dengan anaknya, gue langsung menemui ayahnya *gerak cepat*.
Obrolan dengan beliau berlangsung dengan serius tapi santai, tidak menegangkan
seperti yang gue bayangkan sebelumnya, hehe. Obrolan tersebut antara lain tentang
bagaimana keseriusan gue dalam menikah, menentukan tanggal pernikahan, dan
tidak lupa beliau memberikan sedikit wejangan.
Setelah kurang lebih 30 menit,
obrolan dengan beliau akhirnya selesai. Pada intinya beliau setuju dengan
rencana saya menikah dengan anaknya. Sebelum menikah, akan ada acara
lamaran sekaligus pertemuan antar keluarga. Tanggal lamaran tentunya sudah
dibicarakan dengan beliau. Karena anak dan orang tuanya sudah setuju, persiapan
untuk pernikahan kami pun dimulai *lega*.
Insya Allah semua niat baik akan diridhoi
oleh Allah SWT, amin.
Finally, this is the day! Jumat, 14 Agustus 2015, tiga hari sebelum
Indonesia merdeka, gue mengajak calon istri untuk makan malam. Calon istri
gue awalnya tidak curiga, karena gue hanya bilang ingin makan malam biasa
saja.
Setelah maghrib, gue menjemput calon istri dengan motor Honda Blade merah
hitam yang selama ini setia menemani gue mengarungi kerasnya jalanan Jakarta
*bukan iklan*.
Kami pun tiba di Ancol
setelah bermacet-macet ria selama hampir satu jam. Calon istri gue masih
belum curiga jika gue akan melakukan wedding proposal disini, dia masih mengira ini hanya makan malam biasa. Padahal
dalam beberapa menit kedepan akan ada sesuatu yang amat sangat lumayan spesial
banget *abaikan pemborosan kata yang gue gunakan*.
Namun rencana gue menemui
sedikit hambatan. Ternyata restoran Takigawa yang akan gue gunakan sebagai
lokasi personal proposal sudah TUTUP saudara saudara. Tempatnya sih masih ada,
tapi diganti dengan restoran lain. Sempat ada ide untuk makan di restoran yang
baru itu, karena tempat makannya juga diatas perahu seperti Takigawa. Namun akhirnya
niat itu gue urungkan karena satu dan lain hal, lebih tepatnya takut jika
restoran itu mahal dan uang gue kurang. Hehe.
Gue memutuskan untuk
mengganti lokasi menjadi Seaside Suki. Selain karena tempatnya yang romantis di
pinggir pantai, budgetnya juga sesuai kantong, jadi ga takut duitnya kurang
*tetep* :D. Setelah memilih menu all
you can eat dan memesan minum, tibalah saat yang ditunggu-tunggu.
Pertama-tama
gue memberikan surat yang telah gue tulis sebelumnya. Saya memperhatikan ekspresinya dari awal membuka surat. Duh
cantik banget sih, kalah bidadari #eeaa #uhuk. Dari mulai
senyum, ketawa, hingga akhirnya menangis terharu. Yes, mission accomplished! Untuk
menambah keromantisan, gue melanjutkan dengan memberikan coklat, gelang, dan
bunga, yang tentunya dilakukan dengan cara yang romantis. Kalo kata calon
istri sih cara ngasihnya kaya pembagian jatah alat tulis kantor (ATK)
*abaikan* :D
Menurut
pengakuan calon istri, personal
proposal yang gue lakukan termasuk sangat romantis, bahkan mengalahkan
personal proposal yang dilakukan Arial di film 5cm *maap improve dikit* hehe. Namun perjuangan baru dimulai, keesokan
harinya saat gue dihadapkan dengan hal yang lebih menengangkan, yaitu minta izin
menikah kepada orang tuanya!*jeng jeng jeng*. Apalagi ayah nya adalah seorang militer angkatan laut, yang tentunya menambah ketegangan.
Haha.
Masih ingat dengan film
5cm? Ya, film yang menceritakan tentang persahabatan dan petualangan menaklukan
pegunungan mahameru itu begitu fenomenal hingga ditonton jutaan orang. Loh, apa hubungannya judul artikel ini
dengan film 5 cm? Okay Let me explain
first :D.
Salah satu tokoh di fim
5cm adalah Arial, yang diperankan oleh artis sekaligus pemain basket, Denny
Sumargo. Tokoh Arial ini berkarakter dingin dan bahkan cenderung grogian jika bertemu dengan wanita.
Pasti banyak yang berpikir jika Arial ini bukan tipe pria romantis. Bagaimana
mau romantis, ketemu cewek aja grogian. Haha.
Tapi itu semua salah, diantara temen temen satu geng di 5cm, Arial lah yang pertama kali menikah, bahkan dia
melamar pacarnya dengan cara yang romantis, yang biasa disebut wedding proposal.
Nah, disinilah letak benang merah antara film 5cm dengan judul
artikel ini. Terinspirasi dengan adegan wedding proposal yang dilakukan Arial, gue juga ingin melakukan personal proposal,
yang tentunya lebih romantis. Hehe. Sebenernya, gue dan calon istri udah ada
obrolan tentang rencana pernikahan, tapi kurang afdol kalo belum melakukan wedding proposal :D
Menurut pengakuan calon
istri, gue bukan tipe yg romantis. Haha. Maka dari itu, gue berpikir keras
untuk membuat suatu konsep wedding proposal yang romantis sehingga membuat dia terharu dan tidak menyangka
kalau gue bisa romantis juga. Hehe. Setelah berbulan-bulan memikirkan
konsepnya *lebay*, finally I got the concept!
*muka lega*.
Hal pertama yang gue pikirkan adalah tempat. Setelah mempertimbangkan dengan seksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya, akhirnya gue mendapatkan tempat yang pas dan sesuai
budget tentunya. Hehe. Gue memutuskan untuk memilih restoran Takigawa di pinggir pantai Ancol. Berdasarkan
pengalaman gue makan disana, tempatnya lumayan unik dan romantis. Kita
seolah-olah sedang makan diatas kapal dan bahkan bisa merasakan sensasi ombak
yang membuat kapal bergoyang. Mirip-mirip sama Glenn Alinski yang ngelamar
Chelsea Olivia diatas kapal ditu deh. Haha.
Oke, tempat udah dapat,
selanjutnya adalah konsep wedding proposal. Akhirnya gue memutuskan untuk membuat surat yang berisi cerita
tentang awal kita pacaran hingga usia pacaran kita menginjak satu tahun. Oh
iya, wedding proposal ini dibuat sekaligus dalam rangka anniversary kita yang pertama, ya dirapel gitu deh. Hehe. Setelah
surat selesai dibuat, gue membeli beberapa properti pendukung, yaitu coklat,
gelang (karena cincin udah mainstream :D), dan bunga. Gue bisa membayangkan calon
istri yang amat sangat kaget ketika saya yang tidak romantis ini bisa ngasih
bunga. Haha.
Setelah sekian lama, akhirnya niat untuk menulis artikel di blog ini terwujud juga. FYI, niat untuk menulis artikel udah dari tahun 2015, tapi karena sibuk dengan persiapan nikah dan perintilannya *ngeles*, akhirnya baru di tahun 2016 ini niat tersebut tidak hanya jadi wacana belaka :D So, ladies and gentleman, welcome to my blog *kayak ada yang baca aja* haha